Buah Tin dalam AlQuran
Buah ini meski hanya disebutkan sekali saja dalam Al Qur’an yakni ayat pertama dari surat at-Tin (95), namun sangat istimewa, karena Buah Tin menjadi nama surat, yakni At-Tin. Dan tentu pemilihan buah ini menjadi nama surat bukanlah hal yang sifatnya kebetulan semata. Karena nyatalah dua nama tumbuhan tin (ara) dan zaitun dikaitkan dengan dua tempat yakni bukit Sinai (tempat Nabi Musa menerima wahyu) dan kota aman (Mekah, tempat Muhammad SAW menerima wahyu), merupakan satu bukti yang tak terbantahkan yang digunakan Allah untuk kebenaran sumpah-Nya.
Meski ada beberapa ulama yang menafsirkan jika dua nama tersebut, Tin dan Zaitun, merupakan nama tempat, yakni At-Tin merupakan bukit sekitar Damascus, Suriah dan az-Zaitun adalah tempat Nabi Isa menerima wahyu. Namun demikian, tetap saja banyak yang mengkaitan dua kata tersebut sebagai nama tumbuhan.
Buah Tin atau Ara (Ficus) adalah jenis suku Moraceae, yakni sejenis pohon yang banyak tumbuh di wilayah Timur Tengah. Saat matang buah tin berwarna coklat, mempunyai banyak biji seperti tomat dan rasanya manis. Buah ini dipercaya memiliki banyak kandungan nutrisi. Sebenarnya marga Ficus terdiri dari banyak jenis, bahkan mencapai ratusan, atau tepatnya sekitar 750 jenis. Tanaman ini termasuk yang hidup lama, ada yang memperkirakan selama 200 tahun, seperti juga pohon zaitun yang berusia panjang.
Spesifikasi pohon ini terlihat dari cabangnya yang banyak dan berpokok pada batang utama, tidak jauh dari permukaan tanah. Hati-hati dengan getahnya, yang memiliki kulit sensitif dapat menyebabkan dermatis atau infeksi kulit. Daunnya hanya selebar telapak tangan dan mempunyai tiga ‘jari’, serta berbulu pada bawahnya.
Pohon ara termasuk jenis pohon deciduous, yakni menggugurkan daunnya pada musim dingin namun lambat memproduksi daun kembali saat musim semi tiba. Bunganya terlihat sangat kecil dan tidak berwarna menyolok, hingga sering lepas dari pengamatan. Ajaibnya, para petani yang sering menanam pohon ini bahkan banyak yang mengaku belum pernah melihat bunganya. Bunga jantan dan betinanya terpisah, dan penyerbukannya dilakukan serangga sebangsa tawon yang tidak menyengat atau disebut wasp yang berukuran sangat kecil juga (sekitar dua millimeter), serupa dengan bunga ara ini. Kecilnya tawon ini membuat sulitnya dilihat dengan mata telanjang, yang hidupnya sangat pendek. Proses yang cukup menakjubkan dan serangga kecil ini menyerbukan bunga tin yang kecil juga yang akhirnya tumbuh menjadi buah banyak dan lebat berasa manis.
Pembuahan secara alami dengan bantuan serangga tawon ini tak sepenuhnya dapat berhasil dengan baik, maka manusia mengembangkan varietas baru pohon ara ini dengan menghasilkan buah yang lezat tanpa harus menggantungkan proses penyerbukan oleh serangga.
Manfaat luarbiasa dari buah tin sangat banyak, karena kandungan omega-3, dan omega-6, dan phytosterol yang tinggi pada buah ini sangat potensial untuk (1) turunkan kadar kolesterol dalam darah. Kandungan omega-3 dan omega-6 dapat (2) berpengaruh pada kerja otak, jantung dan sistem syaraf. Lalu phytosterol juga berfungsi (3) hilangkan kolesterol yang diperoleh dari otot sebelum kolesterol itu masuk ke jaringan darah.
Bukan hanya itu saja, buah tin ini mengandung mineral yang cukup lengkap, dimana 40 gram buah ara mengandung 244 mg kalium (7% dari kebutuhan perhari), 53 mg kalsium (6% dari kebutuhan perhari) dan 1,2 mg besi (6% dari kebutuhan perhari). Bahkan karena tingginya kalsium dari buah ini, hingga hanya buah jeruklah yang bisa mengalahkannya. Bukan hanya itu saja, buah ara ini dipercaya bisa (4) membantu proses penyembuhan pada pasien karena mengandung bahan-bahan yang membuat tubuh segar dan berenergi. Namun kadar gula pada buah ini sangat tinggi yakni 51% hingga 74% dari seluruh bagian buah.(Buah Tin)
EmoticonEmoticon